"BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM"

saya memulai segala sesuatu dengan membaca "BASMALAH" dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Refreshing to Puncak


Kawasan Puncak dikenal sebagai tempat yang dingin dan segar dan penuh dengan wilayah pegunungan yang alami, sehingga menjadi salah satu tempat wisata utama di Jawa Barat. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi ibukota Jakarta yang penuh dengan polusi, panas dan tidak nyaman. Hal ini membuat kawasan puncak sebagai tempat berlibur sejenak, terutama pada akhir pecan oleh banyak warga Jakarta. Tak sedikit warga Jakarta yang memilih untuk memiliki villa di kawasan ini. Selain suasana yang nyaman , kawasan Puncak juga memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tapi ingat, suasana macet akan menyelimuti Puncak pada setiap akhir pekan. Salah satu aktivitas yang menarik adalah makan jagung bakar saat malam hari di Puncak.

Lokasi : Kebun Teh Puncak


Lokasi : Masjid ATTawun Puncak



TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO


Gunung ini terletak di wilayah Taman Nasional Gede Pangrango, di Jawa Barat. Taman nasional ini berada di ketinggian 1.000-3.000 meter dari permukaan laut, mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi.

Puncak Gunung Gede mempunyai suhu rata-rata 18 derajat Celcius. Tapi, di malam hari, suhu turun menjadi sekitar 5 derajat Celcius. Curah hujan di wilayah ini mencapai 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.

Gunung Gede mempunyai kawasan hutan dipterokarp bukit, hutan dipterokarp atas, hutan montane, dan hutan ericaceous atau hutan gunung. Keanekaragaman ekosistem di Gunung Gede terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana.

Keadaan alam yang khas dan unik membuat Gunung Gede menjadi salah satu laboratorium alam yang menarik. Pada tahun 1819, CGC Reinwardt adalah pendaki pertama Gunung Gede. FW Junghuhn (1839-1861), JE Teysmann (1839), AR Wallace (1861), SH Koorders (1890), M Treub (1891), WM van Leeuen (1911), dan CGGJ van Steenis (1920-1952) tercatat menjadi pendaki berikutnya. Mereka telah membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain Flora of Java, diterbitkan tahun 1972.

Ada 251 jenis burung di kawasan Gunung Gede. Jumlah ini lebih dari 50 persen dari jumlah burung di Pulau Jawa yang mencapai 450 jenis. Di Gunung Gede masih bisa ditemukan elang jawa dan burung hantu yang tergolong langka. UNESCO menetapkan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai cagar biosfer pada 1977. Pada 1995 menjadi sister park bagi Taman Negara di Malaysia.

Mendaki Gunung Gede dapat menikmati keindahan Telaga Biru seluas lima hektare di ketinggian 1.575 meter dari permukaan laut. Dari pintu Cibodas sekitar 1,5 km. Dinamai Telaga Biru karena permukaan danau tampak biru ketika diterpa sinar matahari. Ada banyak ganggang biru yang menutupi permukaannya.

Ada pula air terjun Cibeureum, sekitar 2,8 km dari pintu Cibodas. Di sekitarnya bisa ditemukan lumut merah. Ada pula lahan perkemahan di ketinggian 2.220 meter dari permukaan laut.

Di puncak, terdapat tiga kawah yang masih aktif. Para pendaki tak akan melupakan hamparan edelweis di alun-alun Suryakencana seluas 50 hektare, di ketinggian 2.750 meter dari permukaan laut.






Tidak ada komentar: